Jumat, 13 November 2015

Menjalin Ukhuwah Sesama Manusia Menurut Ajaran Islam

Menjalin Ukhuwah Sesama Manusia Menurut Ajaran Islam

POSTED ON DESEMBER 12, 2013 UPDATED ON DESEMBER 12, 2013


           Islam adalah agama yang sempurna, yang tidak hanya mengajarkan hubungan manusia dengan Allah SWT namun juga mengajarkan bagaimana umat muslim menjalin hubungan kemasyarakatan. Agama Islam juga merupakan agama yang selalu menebarkan kebaikan dan kedamaian, dimana Islam menyuruh umat muslim untuk memiliki sikap toleransi atau tasamuh dalam menyikapi perbedaan antara sesama manusia. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dengan berbagai macam agama dan budaya. Untuk itu, sebagai umat muslim di Indonesia yang menghadapi masyarakat multikultural, perlulah kiranya kita mempelajari bagaimana sebaiknya hidup bertoleransi dan menjalin hubungan kemasyarakatan di Indonesia, baik sesama muslim maupun dengan umat beragama lainnya.
            Di dalam ajaran Islam, kita mengenal istilah ukhuwah, yang berarti persaudaraan atau persahabatan antara dua orang atau lebih yang dirajut dengan saling mencintai, saling mengasihi dan saling beriba hati. Ukhuwah dalam kemasyarakatan dapat dicerminkan dari sikap saling membantu dan tolong-menolong dalam rangka mewujudkan kebenaran dan kebaikan serta kesejahteraan bersama. Ukhuwah sendiri terbagi atas tiga bagian, yaitu : Ukhuwah Islamiah, Ukhuwah Wathaniah, dan Ukhuwah Insaniah.
            Ukhuwah Islamiah adalah persaudaraan yang dijalin antara sesama umat muslim dengan saling menghormati dan saling mengasihi. Hal ini terlihat jelas pada hadist Rasulullah saw yang diriwayatkan Nu’man bin Basyir ra :
Engkau lihat orang-orang mu’min dalam saling mengasihi, cinta-mencintai dan beriba hati antara mereka bagaikan (satu) tubuh. Apabila salah satu bagian itu menderita sakit, maka anggota seluruhnya merasakan sakit, sehingga tidak dapat tidur dan merasa demam. (Hadist Shahih riwayat al-Bukhari:5552)
Umat muslim yang tidak mengasihi sesamanya atau tidak mau berbuat kebaikan, maka baginya akan dijauhkan rahmat Allah swt. Umat muslim yang membangun Ukhuwah Islamiah akan menjelma menjadi satu kekuatan yang kokoh dan tidak dapat dipisahkan. Menjadi keutamaan yang disyariatkan oleh Islam untuk menjalin ukhuwah antara sesama manusia yang memiliki keimanan dan agama yang sama yaitu Islam. Beberapa akhlak dalam menjalin Ukhuwah Islamiah adalah senantiasa berbuat kebajikan dan beramal shaleh secara ikhlas, tidak mencela orang atau kelompok orang, dan tidak memanggil teman dengan julukan yang buruk. Selain itu umat muslim dilarang untuk saling curiga, memata-matai dan saling mencari kekurangan, karena sikap yang demikian akan menimbulkan kebencian dan permusuhan.
            Bentuk ukhuwah berikutnya adalah Ukhuwah Wathaniah, dimana kata Wathaniah berasal dari kata al-wathan yang berarti tanah air atau kampung halaman. Ukhuwah Wathaniah berarti persaudaraan sesama warga negara dalam stau tanah air dan satu bangsa. Seseorang yang mencintai dan merasa bangga atas tanah airnya merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah swt yang telah menganugerahkan kehidupan baginya di atas tanah airnya tersebut. Segala bentuk perbedaan baik suku, agama maupun bahasa dapat disatukan dengan memperkuat Ukhuwah Wathaniah ini. Menjalin persaudaraan dan mengembangkan sikap saling membantu dalam masyarakat Indonesia turut berkontribusi dalam perwujudan kedamaian dan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia.
            Terakhir adalah Ukhuwah Insaniah yang merupakan bentuk persaudaraan yang merupakan pengembangan dari Ukhuwah Wathaniah. Ukhuwah Insaniah adalah persaudaraan dan persahabatan sesama manusia. Dalam melakukan interaksi antara sesama manusia, baik dalam bentuk hubungan ekonomi, politik, kebudayaan, agama dan lain-lain maka selalu diharapkan hubungan yang terbentuk adalah hubungan yang baik dan saling menguntungkan dalam suasana penuh kedamaian. Perbedaan antara manusia yang dapat berupa perbedaan suku, bangsa, bahasa, adat istiadat merupakan fitrah dari manusia, seperti yang difirmankan Allah swt dalam surat al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi :
Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantaramu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantaramu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
            Dari firman Allah swt tersebut jelaslah bahwa setiap perbedaan yang ada pada manusia adalah bertujuan mulia, yaitu untuk saling mengenal dan menciptakan takwa. Dalam menyikapi perbedaan agama, Islam juga tidak melakukan pemaksaan dalam hal beragama, seperti yang disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 256 yaitu bahwa tidak ada pemaksaan untuk memasuki agama Islam. Dengan demikian bahwa umat muslim harus menghormati perbedaan agama dan cara-cara beribadah menurut keyakinannya.
            Rasulullah saw sendiri telah mewujudkan Ukhuwah Insaniah ini dalam kehidupan bernegara di kota Madinah. Masyarakat Madinah merupakan masyarakat  multikultural dengan berbagai macam agama, seperti : Islam, Yahudi, Nasrani, Shabiin dan sebagainya. Perwujudan dari persaudaraan multikultural ini terlihat dalam Konstitusi Madinah yang merupakan konstitusi pertama tertulis di dunia. Konstitusi Madinah antara lain berisikan pengaturan persaudaraan seagama, persaudaraan sesama manusia, pertahanan bersama, perlindungan terhadap minoritas, pembentukan suatu umat atau bangsa dan aturan-aturan lainnya.
            Bangsa Indonesia sepertinya halnya masyarakat Madinah adalah bangsa multikultural sehingga perbedaan dalam agama, suku, budaya, bahasa dan lain-lain membutuhkan suatu tuntunan dalam bersikap tingkah laku di dalam pergaulan masyarakat. Dalam pergaulan di dalam masyarakat, selain mengajarkan hidup bertoleransi, Islam juga mengajarkan bagaimana menjalani persaudaraan antara sesama muslim, sebangsa dan setanah air serta sesama umat manusia sebangsa. Untuk itu sebagai umat muslim kita harus menerapkan tuntunan menjalin ukhuwah, sehingga pada akhirnya akan terwujud suatu masyarakat yang adil, sejahtera dalan suasana kehidupan yang penuh kedamaian.
SUMBER BACAAN
Mubarak, Zaki. Menjadi Cendikiawan Muslim : Kuliah Islam di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Magenta Bhakti Guna, 2010

Sumber : https://irasjafii.wordpress.com/2013/12/12/menjalin-ukhuwah-sesama-manusia-menurut-ajaran-islam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar