Pengertian dan Metode Dakwah Islam
Pengertian
Dakwah
Dakwah
secara harfiyah artinya ajakan atau seruan, yaitu ajakan ke jalan Tuhan (Allah
SWT). Asal kata dakwah adalah da'a-yad'u-da'wah yang artinya mengajak atau
menyeru.
Secara istilah, dakwah bermakna ajakan untuk memahami, mempercayai (mengimani), dan mengamalkan ajaran Islam, juga mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran (amar ma'ruf nahyi munkar)
Ayat-Ayat Al-Quran berikut ini menunjukkan pengertian dakwah sebagai ajakan ke jalan Allah SWT (syariat Islam), ajakan kepada kebaikan, serta mencegah kemunkaran atau kebatihan.
Secara istilah, dakwah bermakna ajakan untuk memahami, mempercayai (mengimani), dan mengamalkan ajaran Islam, juga mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran (amar ma'ruf nahyi munkar)
Ayat-Ayat Al-Quran berikut ini menunjukkan pengertian dakwah sebagai ajakan ke jalan Allah SWT (syariat Islam), ajakan kepada kebaikan, serta mencegah kemunkaran atau kebatihan.
- "Serulah (manusia)
kepada jalan Rabb-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih
baik". [QS. An-Nahl:125].
- "Siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang yangmenyeru menuju Allah, mengerjakan
amal yang shalih dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri". [QS.
Fushshilat:33].
- "Dan hendaklah ada dari
kamu satu umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf
dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung". [QS. Ali Imran:104].
- "Dan janganlah sekali-kali
mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah
ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka ke (jalan) Rabb-mu, dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang
yang mempersekutukan Rabb". [QS. Al
Qashshash:87].
- "Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah". [QS. Ali Imran:110].
Metode Dakwah
Metode atau cara dakwah juga tergambar
dalam ayat di atas, yakni dalam QS. An-Nahl:125, yaitu dengan (1) hikmah, (2) pelajaran
yang baik, dan (3) bantahlah (argumentasi) yang lebih baik.
Dari ayat ini kemudian para ulama memberikan tafsiran dan pengembangan tentang metode dakwah sebagai berikut:
1. Dakwah Fardiah
Dakwah Fardiyah adalah dakwah yang dilaksanakan oleh pribadi-pribadi kaum Muslim dengan cara komunikasi antarpribadi, one to one, seseorang kepada orang lain (satu orang), atau seseoreang kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas.
Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, ajakan shalat, mencegah teman berbuat buruk, memberikan pemahaman tentang Islam kepada seseorang, dll.
2. Dakwah Ammah
Dakwah Ammah adalah metode dakwah yang umum dilakukan oleh seorang juru dakwah, ustadz, atau ulama. Biasanya berupa komunikasi lisan (pidato, ceramah, tausiyah, khotbah) yang ditujukan kepada orang banyak.
3. Dakwah Bil Lisan
Dakwah Bil Lisan yaitu metode dakwah melalui perkataan atau komunikasi lisan (speaking), seperti ceramah, khotbah, atau dialog.
4. Dakwah Bil Hal
Dakwah Bil Hal disebut juga Dakwah Bil Qudwah, yaitu metode dakwah melalui sikap, perbuatan, contoh, atau keteladanan, misalnya segera mendirikan sholat begitu terdengar adzan, membantu kaum dhuafa atau fakir-miskin, mendanai pembangunan masjid atau membantu kegiatan dakwah, mendamaikan orang yang bermusuhan, bersikap Islami, dll.
5. Dakwah Bit Tadwin
Dakwah Bit Tadwin disebut juga dakwah bil qolam dan dakwah bil kitabah, yaitu metode dakwah melalui tulisan, seperti menulis artikel, buku, menulis di blog, status di media sosial, dll.
6. Dakwah bil Hikmah
Dakwah bil hikmah artinya dakwah dengan bijak, persuasif, dan sesuai dengan kondisi atau keadaan objek dakwah (mad'u). Dakwah bil Hikmah merangkum semua metode dakwah sebelumnya. Dakwah Bil Hikmah bisa dipahami sebagai dakwah yang sesuai dengan tuntutan zaman, tuntutan kebutuhan, atau sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga efektif.
Dari ayat ini kemudian para ulama memberikan tafsiran dan pengembangan tentang metode dakwah sebagai berikut:
1. Dakwah Fardiah
Dakwah Fardiyah adalah dakwah yang dilaksanakan oleh pribadi-pribadi kaum Muslim dengan cara komunikasi antarpribadi, one to one, seseorang kepada orang lain (satu orang), atau seseoreang kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas.
Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, ajakan shalat, mencegah teman berbuat buruk, memberikan pemahaman tentang Islam kepada seseorang, dll.
2. Dakwah Ammah
Dakwah Ammah adalah metode dakwah yang umum dilakukan oleh seorang juru dakwah, ustadz, atau ulama. Biasanya berupa komunikasi lisan (pidato, ceramah, tausiyah, khotbah) yang ditujukan kepada orang banyak.
3. Dakwah Bil Lisan
Dakwah Bil Lisan yaitu metode dakwah melalui perkataan atau komunikasi lisan (speaking), seperti ceramah, khotbah, atau dialog.
4. Dakwah Bil Hal
Dakwah Bil Hal disebut juga Dakwah Bil Qudwah, yaitu metode dakwah melalui sikap, perbuatan, contoh, atau keteladanan, misalnya segera mendirikan sholat begitu terdengar adzan, membantu kaum dhuafa atau fakir-miskin, mendanai pembangunan masjid atau membantu kegiatan dakwah, mendamaikan orang yang bermusuhan, bersikap Islami, dll.
5. Dakwah Bit Tadwin
Dakwah Bit Tadwin disebut juga dakwah bil qolam dan dakwah bil kitabah, yaitu metode dakwah melalui tulisan, seperti menulis artikel, buku, menulis di blog, status di media sosial, dll.
6. Dakwah bil Hikmah
Dakwah bil hikmah artinya dakwah dengan bijak, persuasif, dan sesuai dengan kondisi atau keadaan objek dakwah (mad'u). Dakwah bil Hikmah merangkum semua metode dakwah sebelumnya. Dakwah Bil Hikmah bisa dipahami sebagai dakwah yang sesuai dengan tuntutan zaman, tuntutan kebutuhan, atau sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga efektif.
Dakwah yang Lembut
Risalah Islam juga mengajarkan metode dakwah dari segi cara
penyampaian, yaitu dengan lemah-lembut.
Islam mengajarkan umatnya agar bersikap lemah-lembut dalam
berdakwah atau mengajak kebaikan. Rasulullah Saw dikenal kelemah-lembutannya
dalam mengemban risalah Islam. Karena sikap lemah-lembut beliau itu pula Islam
memiliki daya tarik sangat kuat, sebagaimana diabadikan dalam Al-Quran:
“Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159).
Bahkan, menghadapi orang seburuk Fir’aun pun, Allah Swt memerintahkan sikap lemah-lembut.
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah-lembut, mudah-mudahan ia ingat dan takut.” (QS. Thaha:43-44).
“Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (Qs. Ali Imran: 159).
“Sesungguhnya tidaklah kelemahlembutan itu ada pada sesuatu melainkan ia akan memperindahnya dan tidaklah kelemah-lembutan itu dicabut dari sesuatu, melainkan akan memperburuknya.” (HR. Muslim).
Dengan demikian, Islam mengajarkan cara damai, sopan,
santun, etis, dan menyenangkan. Islam tidak mengajarkan kekerasan, sikap kasar,
ataupun menyakiti orang lain. Islam hanya menegakkan kekerasan dalam dua hal:
perang dan penegakkan hukum. Wallahu
a’lam bis showabi. (ed/www.risalahislam.com).*
Sumber
: http://www.risalahislam.com/2014/03/pengertian-dan-metode-dakwah-islam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar